Halaman rumahmu mendaraskan nyeri
Waktu berkelit; aku bukan tanggungannya – demikian
katanya. Dan penawarku luput begitu saja.
Di teras, kakekmu memberi makan kucing-kucing
dengan nasi sayur sisa di piring kaleng
kutundukkan kepala dan kulihat tanganku
memegang piring kalengku
(aku selalu tak sabar menunggu giliranku)
Kita makan berdua
kepala ikan dari piringmu
berpindah ke piringku
Di sudut ada kolam
tapi tak ada ikan, hanya daun
dan kata-kata cinta yang
tertimbun sejak tujuh tahun lalu
Kau ambil garu dan kau kais
gundukan masa lalu
berharap menemukan satu
lalu aku, menangis